Masjid Jamik Sumenep merupakan sebuah masjid peninggalan dari Kerajaan Sumenep atau Kadipaten Madura Timur (Madura Wetan). Masjid ini didirikan pada abad 18 Masehi pada masa pemerintahan Panembahan Somala. Masjid ini bisa dijadikan sebagai destinasi wisata budaya, sejarah maupun religi karena sangat memenuhi kriteria itu semua.
Menariknya lagi, arsitek dari masjid ini merupakan seorang keturunan dari Tionghoa. Selain itu arsitektur dari bangunan ini merupakan perpaduan antara kebudayaan Jawa, Cina, dan Belanda, Untuk mengetahui lebih lengkapnya lagi bisa simak pembahasannya seperi berikut ini.
Sejarah Masjid Jamik Sumenep
Masjid Jamik Sumenep atau Masjid Agung Sumenep menurut sejarah didirikan pada tahun 1206 Hijriyah atau 1779 Masehi dan selesai tahun 1787 Masehi. Masjid ini didirikan pada masa pemerintahan Panembahan Somala (1762 M -1811 M), seorang Adipati Sumenep ke-31. Panembahan Somala memiliki nama asli yaitu Aria Asirudin Natakusuma, yang menjadi pemekrasa pembangunan masjid setelah 17 tahun kompleks Keraton Sumenep selesai dibangun pada tahun 1764 Masehi.
Sebelum pembangunan masjid ini, di komplek keraton sudah ada masjid lama yaitu Masjid Laju yang dibangun oleh Pangeran Anggadipa (1626 M-1644 M). Dari segi arsitektur, masjid ini sudah mengalami banyak perubahan dan renovasi sehingga sulit ditelusuri bentuk aslinya. Karena Masjid Laju dianggap kurang bisa menampung jama’ah, maka Panembahan Somala memerintahkan untuk membangun sebuah masjid yang lebih besar yang berada di sebelah barat Keraton Sumenep.
Banyak kisah sejarah menceritakan bahwa arsitek dari masjid ini adalah Lauw Pia Ngo seorang ahli bangunan Tionghoa. Keluarga Lauw diketahui sebagai kelompok keluarga Tionghoa yang melarikan diri dari Batavia saat peristiwa Geger Pecinan di tahun 1740. Di mana peristiwa tersebut terjadi pembunuhan besar-besaran orang Tionghoa yang dilakukan oleh VOC sebab kegagalan tata niaga gula yang menyebabkan kerugian pihaknya.
Harga Tiket dan Jam Operasional
Masjid Jamik Sumenep merupakan salah satu fasilitas umum yang berarti diunjukkan oleh umum, sehingga tidak dipungut biaya masuk ketik berkunjung ke obyek wisata ini. Meski tidak dipungut biaya, jangan salah di tempat tersebut memiliki nilai sejarah yang cukup kental bagi sejarah Kerajaan Sumenep. Selain itu untuk jam operasionalnya masjid ini buka setiap hari selama 24 jam, sehingga wisatawan bisa datang kapan saja.
Fasilitas di Masjid Jamik Sumenep
Sebagai masjid yang dijadikan sebagai destinasi wisata bagi sebagian besar wisatawan, tentu masjid ini memiliki beberapa fasilitas menunjang kenyamanan pengunjung. Berikut beberapa fasilitas yang ada di tempat tersebut.
• Area Parkir,
• Tempat Ibadah,
• Kamar Mandi & Toilet.
Alamat dan Rute Menuju Lokasi
Masjid Jamik Sumenep beralamat di Jl. Trunojoyo No. 184, Dalem Anyar, Bangselok, Kecamatan Sumenep, Kabupaten Sumenep, Jawa Timur. Letak dari masjid ini bisa dikatakan berada di kabupaten paling timur di Pulau Madura. Dari Surab1aya sendiri memiliki jarak sekitar 170 Km dengan estimasi waktu perjalanan sekitar 4 jam.
Bagi yang ingin berkunjung ke masjid ini, bagi wisatawan yang dari Surabaya bisa langsung pergi ke arah Pamekasan dengan melewati Jembatan Suramadu. Wisatawan bisa menggunakan kendaraan pribadi seperti sepeda motor atau mobil. Selain itu juga bisa menggunakan transportasi umum, seperti bus untuk menuju ke Pamekasan
Nah, bagi wisatawan yang lagi berada di Sumenep tidak salahnya untuk berkunjung ke masjid ini. Karena masjid ini menawarkan arsitektur khas dengan akulturasi kebudayaan Jawa, Cina, dan Belanda. Untuk berkunjung ke Masjid Jamik Sumenep ini, wisatawan bisa menggunakan Google Maps sebagai penunjuk jalannya.