Candi Sanggrahan atau Candi Cungkup merupakan salah satu destinasi wisata bersejarah di Tulungagung. Diperkirakan candi tersebut sudah berdiri di era Kerajaan Majapahit dan dalam catatan lama bernama Candi Protoeng. Dengan bangunan yang cukup terawat dan sangat cocok dijadikan sebagai obyek hunting foto bagi pecinta fotografi.
Selain itu dengan arsitektur yang khas dengan susunan batuan andesit pada beberapa bagian candi menambah nilai estetika tersendiri. Candi ini memiliki corak ajaran Buddha, di mana terdapat beberapa arca Buddha di sekitar candi yang kini diletakkan di rumah juru kuncinya. Untuk mengetahui lebih lengkapnya lagi bisa simak pada pembahasan berikut ini.
Sekilas Candi Sanggrahan
Candi Sanggrahan atau Candi Cungkup terletak di Dusun Sanggrahan, Desa Sanggrahan, Kecamatan Boyolangu, Kabupaten Tulungaung. Dalam catatan lama, candi ini bernama Candi Protoeng dan sudah ditetapkan sebagai cagar budaya pada tahun 2019. Candi ini terdapat 1 bangunan induk dan 2 bangunan Perwara, dikelilingi oleh pagar berbahan bata dengan ketinggian kurang lebih 2 meter.
Candi ini terbuat dari bahan batuan andesit yang terdiri pada bagian batur, kaki, da tubuh. Sedangkan untuk atapnya diketahui sudah runtuh dan pintu candi menghadap barat yang sama-sama sudah runtuh. Bangunan ini berdiri pada sebuah batur atau soubasement dengan denah empat persegi anjang dengan memiliki orientasi timur-barat. Di mana pada sebelah barat batur terdapat tangga naik menuju atas batur dan pada bagian kaki sebelah utara, timur dan selatan terdapat panil-panil yang menggambarkan relief fabel.
Sejarah Candi Sanggrahan
Candi Sangrahanan merupakan peninggalan di era Kerajaan Majapahit yang dibangun sekitar tahun 1350 Masehi. Pada awalnya, candi ini menjadi tempat penyimpanan abu dari kerabat raja Majapahit. Di mana sekitaran candi terdapat tugu pemujaan, candi ini bercorak Buddha karena terdapat enam buah patung Buddha yang kini disimpan di rumah juru kunci.
Sejarah sebenarnya dari candi ini masih belum begitu jelas, akan tetapi dengan adanya kata “Sanggrahan” hal ini mengingatkan bahwa kawasan tersebut menjadi suatu tempat kelompok para pendeta. Hal ini juga didukung oleh temuan pondasi yang cukup luas yaitu bangunan profane yang berada di Desa Sanggrahan.
Menurut N.J Krom, kajian mengenai Candi Sangrahan pertama kali dilakukan oleh J. Knebel dengan melakukan penelitian terhadap penemuan 5 arca Dhyani-Buddha yang bagian kepalanya sudah hilang. Kemudian di tahun 1915, Oudheikundige Dienst atau Dinas Purbakala era Hindia-Belanda muai menyelidiki keberadaan candi. Keberadaan candi ini juga terdapat dalam buku catatan Sir Thomas Stanford Raffles pada tahun1917 dan disusul oleh N.W Hoepermans.
Harga Tiket dan Jam Operasional
Bagi wisatawan yang ingin mengunjungi obyek wisata ini akan dikenakan biaya masuk yaitu Rp5.000/orang. Di mana hara tersebut bisa saja berubah sewaktu-waktu sesuai dengan kebijakan dari pihak pengelolanya. Sedangkan untuk jam operasionlanya yaitu buka setiap hari selama 24 jam dari Senin sampai Minggu.
Alamat dan Rute Menuju Lokasi
Candi Sanggrahan atau Candi Cungkup terletak di Desa Sanggrahan, Kecamatan Boyolangu, Kabupaten Tulungagung, Jawa Timur. Bagi para wisatawan yang ingin berkunjung ke obyek wisata ini bisa langsung menuju Jalan Raya Boyolangu sampai menemukan perempatan Pasar Boyolangu dan pilih belok kiri jika dari arah timur. Setelah itu tinggal berjalan sejauh 2,3 km sampai perempatan Kantor Desa Sanggrahan, di mana tinggal mengikuti petunjuk arah menuju lokasi.
Nah, bagi wisatawan yang tertarik dengan destinasi wisata berbau sejarah, tempat ini bisa dijadikan sebagai tujuannya. Di mana arsitektur dari bangunan ini menggunakan batuan andesit yang berbeda dari kebanyakan dari candi peninggalan Kerajaan Majapahit yang menggunakan batu bata merah. Bagi wisatawan yang ingin berkunjung ke Candi Sanggraahan ini bisa menggunakan Google Maps sebagai penunjuk arahnya.