Candi Ngetos, Kawasan Pendharmaan Prabu Hayam Wuruk Raja Majapahit di Nganjuk

Candi Ngetos merupakan sebuah bangunan candi yang sudah dibangun pada masa Kerajaan Majapahit. Pendirian candi diprakasai oleh raja Majapahit termasyur pada saat itu yaitu Prabu Hayam Wuruk dengan patih terkenalnnya Gajah Mada. Pembangunan candi ini memiliki tujuan untuk tempat pendharmaan atau tempat menyimpan abu dari Prabu Hayam Wuruk.

Candi Ngetos
Sumber Foto: dictio.id

Diketahui dulunya di kawasan tersebut memiliki dua candi dan salah satunya sebagai tempat penyimpanan abu Prabu Hayam Wuruk. Akan tetapi saat ini candi satunya sudah tidak diketahui keberadaannya, akan tetapi bentuk dari candi keduanya cukup mirip. Untuk mengetahui lebih lengkap mengenai candi ini bisa simak pada pembahasan berikut ini.

Tentang Candi Ngetos

Candi Ngetos berada di Desa Ngetos, Kecamatan Ngetos Kabupaten Nganjuk, JawaTImur, Candi ini juga dikenal sebagai tempat pendharmaan dari Prabu Hayam Wuruh, seorang raja Kerajaan Majapahit. Candi ini menurut papan keterangannya menyebutkan bahwa dibangun pada abad ke 15, di mana secara fisik candi ini dalam keadaan rusak sehingga sulit memperkirakan bentuk asli dari candi ini.

Di kawasan candi juga ditemukan beberapa arca, seperti arca Siwa dan arca Wisnu yang dapat diasumsikan bahwa candi tersebut beraliran Siwa Wisnu. Asumsi tersebut juga diperkuat oleh N.J. Krom yang memperkirakan bahwa candi ini dulunya dikelilingi tembok berbentuk cincin. Bangunan utama candi in terbuat dari batu bata merah dengan atap diperkirakan terbuat dari kayu dan candi ini berukuran yaitu panjang 9,1 meter, tinggi badan 5,43 meter dan tinggi secara keseluruhan yaitu 10 meter.

Di Candi Ngetos juga terdapat 4 buah relief, akan tetapi karena faktor usia hanya tersisa 1 dan 3 lainnya hancur. Pada bagian atas dan bawah pigura dibatasi oleh loteng-loteng terbagi atas cendela-cendela kecil yang menyerupai baji. Hal ini berbeda dengan bagian bawah candi yang tidak terdapat piguranya, di mana tepi bawahnya hanya dihiasi oleh motif kelompok buah dan ornamen daun.

Pada sisi kiri dan kanan dari candi memiliki dua relung kecil, di mana atasnya terdapat ornamen mirip dengan belalai makara. Akan tetapi jika diperhatikan, belalai tersebut memiliki bentuk spiral yang diperindah. Selain itu pada dinding candi ini hanya terdapat motif daun melengkung ke bawah dan horisontal melingkari tubuh candi badan atas.

Sejarah Candi Ngetos

Diketahui Candi Ngetos dibangun atas prakasa dari Prabu Hayam Wuruk, seorang Raja Majapahit termasyur pada saat itu. Tujuan dari pembuatan candi adalah sebagai tempat penyimpanan abu jenazah dari raja tersebut. Hayam Wuruk sendiri ingin diakankan di tempat tersebut karena daerah Ngetos masih berada di wilayah Majapahit yang menghadap kr Gunung Wilis yang dimanifestasikan seperti dengan Gunung Mahameru.

Pembuatan dari candi ini dilakukan oleh paman dari Prabu Hayam Wuruh seorang raja Ngatas Angin yaitu Raden Condromowo yang kemudian memiliki gelar sebagai Raden Ngabei Selopuwoto. Raja Ngatas Angin memiliki patih bernama Raden Bagus Condrogeni yang pusat kepatihannya berada di sekitar barat sekitar 15 Km dari Ngatas Angin. Candi Ngetos dijadikan sebagai tempat penyimpanan abu dari Prabu Hayam Wuruk, akan tetapi bukan candi yang sekarang karena candinya sudah tidak diketahui lagi.

Ada sebuah cerita bahwa Ngetos dulu memiliki dua candi yang bentuknya kembar, sehingga candi tersebut dinamakan Candi Tajum. Meski kembar, candi tersebut memiliki perbedaannya terutama dalam ukurannya, di mana satu lebih besar dibanding lainnya. N.J. Krom memiliki pendapat bahwa di sekitar candi terdapat sebuah Paramasoeklapoera atau tempat pemakan Prabu Hayam Wuruk.

Selain itu ada cerita lain yang menceritakan bahwa Raja Ngatas Angin tersebut mempunyai saudara di Kerajaan Bantar Angin bernama Prabu Klono Djatikusumo yang digantikan oleh Klono Joyoko. Sementara Raden Ngabai Selopurwoto sebagai raja Ngatas Angin menugaskan Empu Supo untuk membuat percandian. Dalam hal ini, raja-raja tersebut ditugaskan oleh Prabu Hayam Wuruk untuk membuat komplek percandian.

Harga Tiket dan Jam Operasional

Bagi wisatawan yang ingin berkunjung ke obyek wisata ini nantinya akan dikenakan biaya masuk yaitu Rp5.000/orang dan sejumlah tiket parkit bagi yang membawa kendaraan pribadi. Harga tersebut bisa berubah sewaktu-waktu sesuai dengan kebijakan dari pihak pengelolanya. Sedangkan untuk jam operasionalnya, obyek wisata ini buka setiap hari pada pukul 08.00-16.00 WIB.

Alamat dan Rute Menuju Lokasi

Candi Ngetos beralamat di JL. Raya Ngetos, Selopuro, Ngetos, Kecamatan Ngetos, Kabupaten Nganjuk, Jawa Timur. Dari pusat kota Nganjuk, candi ini memiliki jarak kurang lebih sekitar 15 Km dengan estimasi perjalanan sekitar 23 menit. Akses menuju lokasi bisa dikatakan cukup mudah karena letaknya cukup dekat dengan jalan utama dan juga berada di tengah-tengah pemukiman warga.

Untuk rutenya sendiri, wisatawan bisa langsung pergi ke arah Nganjuk dan menuju Kecamatan Pace, di mana ketika ada pertigaan Kantor Camat Pace bisa pilih rute sebelah kiri. Dengan lurus dan menyusuri rute ini nanti sampai ke daerah Berbek dan lanjutkan perjalann ke arah Sedudo. Setelah itu tinggal mengikuti petunjuk plang untuk menuju Candi Ngetos.

Fasilitas di Candi Ngetos

Sebagai obyek wisata, Candi Ngetos memiliki beberapa fasilitas penunjang kenyamanan bagi para wisatawan. Berikut beberapa fasilitas yang tersedia di kawasan obyek wisata tersebut.

• Area parkir,
• Warung atau Tempat Makan,
• Gazebo,
• Toilet Umum,
• Penginapan.

Nah, bagi wisatawan yang ingin berkunjung ke obyek wisata ini bisa menggunakan Google Maps dan mengetikkan Candi Ngetos yang berada di Nganjuk.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *